Kamis, 26 Juni 2008

action for green

salam buat penggiat kebudayaan di jepara yang tak ada lelahnya menyelenggarakan event kesenian, sebagai wahana ekspresi sekaligus edukasi masyarakat dalam lingkungan kegiatannya, setaiap kali aku hadir dalam acara kebudayaan di jepara baik kapasitas saya sebagai pengunjung maupun maupun pengisi acara , even semacam ini selalu di sambut dengan antusias oleh masyarakat jepara yang semakin mencintai dan telah menjadi bagian dari masyarakt jepara itu sendiri. mensikapi even terbaru yang di laksanakan oleh forum rembuk seni jepara (frsj) yang mengambil tema besar global warming(action for green) aku pikir even ini sama dengan dengan even-even kesenian yang biasanya selalu tidak fokus dengan tema, tidak adanya kuratorial dalam pemilihan karya adalah problem klasik yang mungkin telah menjadi karakter even dijepara, pameran seni tak ubahnya seperti bazaar kerajinan,
mungkin even oraganisernya selalu kasian dengan teman-teman seniamannya, bukan tak mengerti batasan yang telah dibuatnya dalam tema.

saya pikir mulai sekarang harus ada tidakan tegas tentang karya yang layak di displai bukan karena unsur kasian atau apaun yang membuat even ini menjadi tidak berkualitas.
akhirnya selamat kepada teman-teman yang pameran, kepada even organisernya
terima kasih kepada flamingo resto yang telah berani membutat image sebagai resto galeri di kota ang kecil dan terpencil seperti jepara, apapun yang di lakukan menjadi roh terhadap kehidupan dijepara.


pincuksullay

Senin, 05 Mei 2008

butuh kawan

the rythem of gamelan

ketika bumi ini mulai bersuara,
dan ketika suara-suara tak mampu diredam oleh bumi,
hanya rintihan yang akan kita dengar,
tak ada suara anak-anak kecil yang berdendang,
untuk apa berdendan kalau tak tersisa harapan untuk kami,
"neraka telah kita buat sendiri, kita nikmati sendiri, tapi anak-anak tak sempat berbuat dosa juga tak sempat mendengar dongen surga. telah lama di tinggal ibunya.

Minggu, 04 Mei 2008

Aku kuburkan jasad kekasihku di samping kiri jiwaku, sampai aku terusik oleh kepak sayap kupu-kupu dari timur yang seakan membawa aroma bunga di tubuhnya, aku susuri sarangnya dari tiap-tiap bunga yang disentuhnya masih terasa madunya dan aku berkeyakinan mungkin saja kekasihku telah bermetafor atau reingkarnasi menjadi seekor kupu-kupu” aku pikir aku hanya terpengaruh film sampaik-engtai saja”, tapi keyakinanku tak bisa di bendung unutk mencarinya.

Samapailah aku pada sebuah kota yang mimpi dengan tumbuahan beton dan kaca-kaca bening di setiap sudutnya, aku tak bisa mengenali sarangnya tapi aku sempat menjumpainya di sembunyi di balik sayapnya yang rapuh hingga aku enggan menyentuhnya. Sebuah laboratorium besar telah di buat oleh sangkupu-kupu, aku dan dan seseorang yang tidak kunali asalnya telah di sulap menjadi alien-alien yang sedikit di beri jiwa mungkin biar aku bisa merasakan seperti manusia sungguh perbuatan yang mulia merutku.

Aku memuai dalam ruang laboratoriumnya, seluruh tubuhku bereaksi mengepul asap putih meracuni seluruh kota hingga hidungku tersumbat tak mengenal bau kekasihku, tetapi siaran radio kota hanya menyiarkan proses reaksi tersebut, sebuah penemuan yang fenomenal, seisi kota mengagumi kerja si kupu-kupu, walaupun dia sadar dampak buruk akan penelitianya yaitu salah satu diantara kami akan ada yang mati karena kami salaing meniup dan mengirup racun akibat dari reaksi ini. Oleh sebab itu kupu-kupu selalu memnutup tubunya dengan kemolekan sayapnya.

Dia tampak sedih,

setiap hujan itu datang di semakin tenggelam di balik sayapnya,

padahal udara dingin tak akan mampu ia tahan dengan sayap-sayap yang renta,

karena momennya telah membatu, sementara waktu berada di ujung senja.


Adikku, aku tampak kejam ya,

tapi aku akan berusaha mengucapkan selamat pagi di awal harimu.


Hehhehehehheh, wekkz



pincuksullay

mey 05 2008

Kamis, 24 April 2008

sudut-sudut kota yang aku datangi, mengurungunku dalam kerterasingan sementara matahari memmacu langkah untuk berfikir cepat, aku tak biasa melakukan itu.
besok kan masih muncul matahari

Rabu, 09 April 2008

kesadaran


kadang kita terlena dan lupa dengan semuanya...
tapi yang terpenting bagiku aku bisa melalui hidup ini
tanpa ketakutan dan berjalan apa adanya...
tak perlu lari,tak perlu menghindar
dan melalui apa adanya keaslian hidup ini
Biarkan semua ini akan menjadi proses kebahagiaan
bila kita bisa melalui kenyataan dan keikhlasan
tanpa ketakutan apapun...


semoga akan ada kebenaran dlm hidup ini
>>ayang asmara<<

Sabtu, 29 Maret 2008

AYANG

ternyata kita bisa mengabiskan waktu berdua, walau tak aku dengarkan desah nafasmu,
terimakasih
gigkhkh

saat embun itu datang tak ingin aku melihatnya pergi, pasti cahaya akan mem

Kamis, 13 Maret 2008

ketika air mata itu jatuh

Ketika air mata itu jatuh,

maka akan tumbuhlah jagung, padi, bunga atau tumbuh sesuatu yang tak berbentuk, ya........... segala sesuatu itu tak akan hilang dari iri kita, bahkan sebelum sebuah yanyian itu lenyap dari pendengaran kita sudah tercipta nada indah yang tidak kita sadari kemudian nada itu membentuk sebuah sitem di otak kita menempel di memori kemudian menjelma menjadi simponi, berulang dan terus berulang


Yanyian dan tangisan tak ada bedanya hanyalah serankian nada yang di putar oleh waktu, atau mungkin hanya sebuah cara untuk melihat langit dan bumi yang kita ciptakan sendiri. Kita itu seperti awan yang selalu ingin menggapai bintang maka tak hentinya menciptakan keindahan di waktu masih siang.


Keindahan bintang membuat awan terlelap dalam ranyuan malam, dan kerinduan sang kodok kepada anak-anaknya atau kepada ibunya yang keduanya tidak dia kenali, . Sepanjang musim dia melantunkan do'a yang sama, hanya begitulah karena tak ada yang dia harapkanlagi, baginya harapan hanyalah surga yang kita ciptakan sendiri dengan batu-batu yang di gali dan disusun sendiri sementara tak mampu membelokkan sungai itu kesurga musim segera berganti, tak mampu melawan waktu, tak juga ada waktu


pincuksullay 13 maret 2008

di Jepara


Minggu, 09 Maret 2008

Senin, 03 Maret 2008

aku mencintaimu

Blog Entryaku mencitaimuFeb 23, '08 6:48 PM
for everyone

Aku mencintaimu

hai diding kamar yang dingin,

kelap-kelip lampu yang menerangi malam, almari yang terbuka tanpa isi

meja tulis yang menjadi irama dalam sepi.

Dengan sebatang rokok aku masuk segala ruang dalam kepalaku,

aku tak menemukanmu,


Kau kemena kekasihku ?

Kini aku rindu





0 comments

SEKEDAR NULIS AJA

Blog Entrysekedar nulis ajaFeb 29, '08 4:24 PM
for everyone
aku melukis senja di atas sebuah kapal yang sedang berlayar menuju horison, sudah teramat jauh aku meninggalkan pantai tapi horison telah bersekutu dengan waktu, dan jingga memang memang datang menggiring camar untuk pulang, tapi dia tak akan mampu mengurung riak gelombang sementara aku saksikan laut meliuk-liuk dengan gemuruh, seperti seekor naga yang kelaparan yang siap untuk menelan rembulan.
sementara aku merasa takut akan kedatanganmu yang begitu deras,
hehe..........
ternyata aku masih bisa tersenyum


SELAMAT TAHUN BARU YAA

Bicara tentang waktu untuk temanku diva dan selamet kedung


Matahari memang tidak jenuh menyapa kita, langit mulai tidak biru lagi beruntung kita lahir sebagai manusia-manusia yang kaya, walau kita tahu waktu adalah jawaban dari pertanyaan yang terucap dan yang tidak sempat terucap bahkan yang malu di ucapkan sekalipun.


Kita tidak pernah menghitung berapa nilai ekonomis yang terbuang dari waktu yang kita gumanakan karena persetubuhan jiwa itu melintasi ruang dan waktu, kita bahagia karena persetubuhan ini kan?, Tuhan pung tersenyum kecil atas kesempurnaan karyanya,


Banyak diantara kita yang tersisih darinya karena mereka ingin punya uang banyak, harta banyak berlimpah, agar bisa hidup santai kalau sudah seperti kita yang tiap hari satai terus apa yang perlu dicari lek, karena kita sudah kaya sebelum mereka, lek?!. Sebagian diantara kita ingin berkuasa merasa mampu untuk memimpin, mengelola mereka merasa dirinya adalah kalifah Tuhan di dunia, mereka salah lek karena yang muncul adalah keserakahan kerakusan, akibatnya mereka adalah bukan kalifah yang menurut Tuhan melainkan (sekelompok celeng ) yang pekerjaannya merusak ladang petani.


Lek kamu percaya nggak kalau waktu itu berjalan melengkung?.

Bukan lurus seperti harapan kita, karena begini lek setiap apa yang kita harapkan di kemudian hasilnya tak seperti yang kita idamkan, bisa seuatu harapan itu telah kita lewati dan kita tidak menyadari, bisa juga kita hanya bersinggungan bukan meraih, kemudian kita merangkak menggapainya lagi capek lek jika harus selalu mengulang. Bukankah lebih asyik menik mati apa yang sekarang kita dapati saat ini ya lek. ALHAMDULILLAH


lek selamat TAHUN BARU

DOKUMENTASI BERITA

Dari Forest Art Festival di Blora (1)

Tak Ubahnya Perkawinan Seni dan Lingkungan

PERANG OBOR: Sebuah pertunjukan seni dari Komunitas Umbul Rembulan Jepara dalam judul "Perang Obor', salah satu atraksi yang turut menyemarakkan Forest Art Festival di Hutan Randublatung Blora, baru-baru ini.(30t) - SM/Wisnu Kisawa

Selama dua hari, 19-20 November, di Hutan Randublatung Blora diselenggarakan Forest Art Festival. Tak hanya sekadar menghadirkan bermacam kesenian mulai dari kesenian rakyat hingga modern, festival tersebut juga membawa serta semangat tentang konservasi lingkungan. Lantas seperti apa dan bagaimana festival itu digelar, berikut laporan wartawan Suara Merdeka, Wisnu Kisawa

MEMASUKI arena yang digunakan untuk menggelar acara Forest Art Festival (FAF), benak seperti dijejali berbagai hal tentang konservasi lingkungan. Dengan mengambil tempat di salah satu kawasan Hutan Randublatung Blora, festival memang tak ubahnya seperti kampanye lingkungan hidup.

Lihat saja ketika kaki belum lagi berada di dalam arena festival, di pintu gerbang telah menyapa berbagai tulisan yang berisi tentang kampanye lingkungan. Tak hanya sekadar menyapa, tulisan-tulisan itu sekaligus menjadi petunjuk atau penerang tentang apa sebenarnya yang akan terungkap di dalam.

Ya, begitu masuk ke dalam, kembali pemandangan serupa akan terlihat. Bahkan di dalam tidak hanya sekadar tulisan, namun juga dengan berbagai bentuk dan ragam sarana visualisasi. Mulai dari karya seni lukis, karya seni pahat, hingga sampai karya seni instalasi yang semuanya berbicara tentang konservasi lingkungan, khususnya lagi tentang hutan.

Itulah di antara sebagian dari pemandangan yang terlihat saat digelarnya acara Forest Art Festival di Hutan Randublatung Blora. Festival yang menghadirkan berbagai macam kesenian mulai dari kesenian rakyat hingga modern tersebut diselenggarakan selama dua hari, Sabtu (19/11) dan Minggu (20/11) lalu.

Adalah Front Blora Selatan (FBS) dan Super Samin Inc, yang menjadi peyelenggara acara festival tersebut. Kedua organisasi itu adalah komunitas yang mewadahi anak-anak muda di wilayah Kabupaten Blora yang selama ini cinta akan budaya (kesenian) sekaligus peduli akan lingkungan.

"Festival ini lahir dari sebuah proses panjang dari teman-teman yang selama ini bergiat pada kepedulian lingkungan hidup. Tak ada tujuan lain dari acara ini, kecuali keinginan mengembalikan sinergitas manusia dan alam. Dan itulah sejatinya maksud dari Forest Art Festival," tutur Exi, salah seorang panitia penyelenggara.

Sementara itu, berbagai kelompok masyarakat atau komunitas turut terlibat dalam gelaran acara tersebut. Bukan hanya datang dari wilayah Blora dan sekitarnya, namun juga dari berbagai kota lain mulai dari Semarang, Solo, Jakarta, Bandung, Surabaya bahkan juga Australia. Selain masyarakat umum, masyarakat dari berbagai wilayah tersebut hadir dengan bermacam kapasitas. Entah itu sebagai aktivis lingkungan, pegiat dan pelaku seni, atau juga sekadar penikmat seni.

Perkawinan

Lantas mengapa memilih kesenian sebagai sarana untuk menyampaikan pesan tentang konservasi lingkungan? Menurut Exi, alasannya karena hubungan antara seni dan lingkungan sedemikian dekat dan hingga saat ini masih belum terkontaminasi dengan tendensi di luar kepentingan masing-masing.

Demikianlah, selama dua hari siang dan malam, salah satu kawasan Hutan Randublatung itu pun kemudian bagaikan disesaki oleh bermacam sajian pertunjukan kesenian. Puluhan kelompok dan komunitas seni dari berbagai kota hadir dengan menyajikan bermacam bentuk kesenian.

Dari kelompok kesenian rakyat, hadir seni ketoprak, reog, barongan, kadrah yang berbaur dengan kesenian modern macam musik dangdut, band ataupun musik kontemporer. Bauran bermacam seni ini silih berganti mengisi di (tak kurang) lima panggung yang telah disediakan.

Terdapat pula berbagai pameran mulai dari seni lukis, instalasi, pameran foto, hasil seni cetak cukil, pemutaraan film hingga tato. Satu lagi, di sela-sela berbagai gelaran seni tersebut, dilakukan pula kegiatan penanaman sejuta pohon.

Dengan paduan acara yang demikian banyak, maka Hutan Randublatung kemudian terasa begitu hidup oleh lautan seni. Maka, jika menyaksikan bagaimana bermacam seni itu di gelar di antara pepohonan hutan (yang sayangnya sudah mulai gundul), festival pun tak ubahnya seperti "perkawinan" antara seni dengan alam. Ya, perkawinan dalam bayangan konservasi tentu saja.

"Ini memang bisa dikatakan sebuah perkawinan antara alam dan seni. Perkawinan kembali mungkin tepatnya. Betapa hubungan antara seni dan alam yang sejak dulu memang telah begitu erat, kini bisa dirasakan kembali lewat acara ini. Dan hubungan itu juga tidak saling merusak, namun keduanya malah saling mengisi," tutur Exi.

Harapannya kemudian, lewat perkawinan itu semangat tentang konservasi alam bisa diteriakkan sebagai sebuah penyadaran. Khususnya di saat kondisi alam sudah begitu tak bersahabat karena telah mengalami banyak perusakan. Lantas seberapa jauh konservasi itu diperlukan dalam kondisi alam yang sekarang?(29v)


musik bambu EMPUPALMAN

kami lihat Bambu tertiup angin, dia bergerak sebatas kemampuannya untuk lentur mengikuti arah angin, kemudian memantul kembali dengan sekuat energi yang ia terima dari sang angin. Dan datanglah hujan tak kala bambu-banbu tua mulai rapuh terbawa arus air hujan, disitualah dia bertemu, bergesekan dengan tempurung kelapa maka berdialog dalam perjalannya kelaut, tempat segala sesuatu berakhir kemudaian memualai. Laut tak pernah menenggelamkannya walaupun obaknya begitu dahsyat menghantam keberadaanya, tapi begitulah cara laut menyapa segala yang datang kepadanya,


sejauh mata kami memandang, laut hanya temapat terakhir bagi segala yang mengalir kemudian membentuk sebuah kekuatan untuk memulai hal yang baru. Gelomban, karang, ikan-ikan juga sampah yang mengabang diatasnya telah memberi kami banyak pelajaran” tentang hidup” . Akhirnya kami memiliki cara untuk mengungkapkan hidup itu dengan apa yang kami terima dan segala yang kami bisa



....................................Pada sebuah dapur yang mulai di tinggalkan fungsinya oleh pemiliknya juga mulai rapuh karena usia, berusaha membangun sebuah harmoni, mencoba menjadiakn sebauah laut yang disitu juga ada sebuah pelabuan bagi jiwa mulai letih dengan perjalanan, juga mengumpulkan energi mencari pijakan dan melangkah pasti.

Empupalman, mungkin inilah pelabuhan yang di dapur usang itu, atau mungkin juga sebuah laut yang sekaligus tempat pembuangan akhir sampah yang sudah muali sulit dikenali bentuk dan bahannya.

Mocopat disini menjadi Bintang dalam pelayaran kami, paling tidak sekedar tempat berkilah agar kami masih bisa disebut orang jawa, heheee

orang jawa jangan sampai kehilangan jawanya mh............he heeheeehee




Pincuksullay. 05 february 2008, jepara


Sepanjang hari hanya aku menyakisikan matahari tebit dan tenggelam masih masih saja aku lakukan di setiap hari-hariku, aku selalu mersa takut kepada malam, suasana sepinya selalu datang bersama rindu yang tak pernah dapat aku kenali bentuknya.

Rindunya pelangi pada matahari sore setelah hujan turun, heheeeh

Terlalu indah, dan penuh dengan kesniscayaan……

Apakah rindu yang aku rasakan seperti yang dirasakan oleh bunga jagung saat menunggu angin yang tak kunjung tiba hingga tanah tempat tumbuhnya mengering karena musim telah menuju kemarau, bukan seperti itu rinduku

Kawan, apakah kamu tahu kamu tahu ?

Tak ada jawaban hari ini,

teman membinuh waktu

Bu......,
Aku rindu aroma padi, sudah begitu jauh angin membawanya pergi bersama gemersik daunnya,
hujan tak lagi menjadi kabar gembira bagi bapak, “Tak ada bedanya” katanya
sering hujan itu mengeluh denganku kenapa harus kerasnya aspal yang dia sirami, itu membuatnya merasa sakit, hujan tak pernah bercita-cita menjadi pesakitan, tak ada maksud menenggelamkan keramian kampung, tak pernah dia bersekutu dengan badai, topan, puting beliung bahkan dengan siulan dari sekelompok anak yang bermain layang-lanyang di deret-deret gang sempit perkampungan. Kenapa hanya gedung-gedung pencakar langit yang tumbuh subur, bukan pohon jambu, bukan pohon durian, bahkan sebutir kacang ijo kesulitan untuk menjadi sebatang kecambah,
Ini tho yang sebut perubahan jaman, merubah senyum dan keramahan pasar dengan robot robot cantik berseragam, Yang mana dari mulutnya hanya bisa mengucapkan Terima kasih, Ada yang bisa saya bantu?. Manusia yang di lahirkan dari perkawinan angka-angka dan monopoli, mereka melangkah dengan dengan hetak suara kaki yang keras membuat takut sepasang kupu-kupu untuk sekedar tegur sapa, sol sepatunya keras mematikan setiap rumput yang di lewatinya.
Bu...,
Apakah betara kala memang sudah melahab habis Rembulan, karena waktu datang gerhana kita terlalu asik nonton telenovela, kita lupa membunyikan lesung, kenthongan, lupa membangunkan tetangga, saudara, pohon-pohon dan sgala sesuatau yang kita anggap hidup. Betara kala itu siapa tho bu........?
Aku jadi kehilangan gelak tawa sekelompok bocah di waktu purnama yang sedang bermain jobak sodor, jamuran dan aku memang sudah tidak mengingatnya lagi,
Sebentar lagi matahari tenggelam. aku menjadi takut kehilangan cahaya sementara aku belum siapkan tongkant untuk menatih jalanku, malam apakah kamu akan membunuhku dalam ruang kosong tanpa gerak perlawannanku, izinkan aku mencium aroma mawar atau mungkin aroma cendana yang terbakar dari tungku dupa paling tidak izinkan aku mendengar suara kidung nyayian belalang memuja khaliqnya, aku ingin mengikuti gerak bibirnya hingga aktu tertidur dan terjaga di pangkuanmu bu,
aku sungguh takut dengan kata sepi, sementara hari hanya bisa menulis sepi............,

20. february 2008, jepara
pincuksullay

Dr. Utami Terimaksih telah menemaniku membunuh waktu,
















aku mencintaimu

Aku mencintaimu

hai diding kamar yang dingin,

kelap-kelip lampu yang menerangi malam, almari yang terbuka tanpa isi

meja tulis yang menjadi irama dalam sepi.

Dengan sebatang rokok aku masuk segala ruang dalam kepalaku,

aku tak menemukanmu,


Kau kemena kekasihku ?

Kini aku rindu


the journey

aku melukis senja di atas sebuah kapal yang sedang berlayar menuju horison, sudah teramat jauh aku meninggalkan pantai tapi horison telah bersekutu dengan waktu, dan jingga memang memang datang menggiring camar untuk pulang, tapi dia tak akan mampu mengurung riak gelombang sementara aku saksikan laut meliuk-liuk dengan gemuruh, seperti seekor naga yang kelaparan yang siap untuk menelan rembulan.
sementara aku merasa takut akan kedatanganmu yang begitu deras,
hehe..........
ternyata aku masih bisa tersenyum