Senin, 03 Maret 2008

teman membinuh waktu

Bu......,
Aku rindu aroma padi, sudah begitu jauh angin membawanya pergi bersama gemersik daunnya,
hujan tak lagi menjadi kabar gembira bagi bapak, “Tak ada bedanya” katanya
sering hujan itu mengeluh denganku kenapa harus kerasnya aspal yang dia sirami, itu membuatnya merasa sakit, hujan tak pernah bercita-cita menjadi pesakitan, tak ada maksud menenggelamkan keramian kampung, tak pernah dia bersekutu dengan badai, topan, puting beliung bahkan dengan siulan dari sekelompok anak yang bermain layang-lanyang di deret-deret gang sempit perkampungan. Kenapa hanya gedung-gedung pencakar langit yang tumbuh subur, bukan pohon jambu, bukan pohon durian, bahkan sebutir kacang ijo kesulitan untuk menjadi sebatang kecambah,
Ini tho yang sebut perubahan jaman, merubah senyum dan keramahan pasar dengan robot robot cantik berseragam, Yang mana dari mulutnya hanya bisa mengucapkan Terima kasih, Ada yang bisa saya bantu?. Manusia yang di lahirkan dari perkawinan angka-angka dan monopoli, mereka melangkah dengan dengan hetak suara kaki yang keras membuat takut sepasang kupu-kupu untuk sekedar tegur sapa, sol sepatunya keras mematikan setiap rumput yang di lewatinya.
Bu...,
Apakah betara kala memang sudah melahab habis Rembulan, karena waktu datang gerhana kita terlalu asik nonton telenovela, kita lupa membunyikan lesung, kenthongan, lupa membangunkan tetangga, saudara, pohon-pohon dan sgala sesuatau yang kita anggap hidup. Betara kala itu siapa tho bu........?
Aku jadi kehilangan gelak tawa sekelompok bocah di waktu purnama yang sedang bermain jobak sodor, jamuran dan aku memang sudah tidak mengingatnya lagi,
Sebentar lagi matahari tenggelam. aku menjadi takut kehilangan cahaya sementara aku belum siapkan tongkant untuk menatih jalanku, malam apakah kamu akan membunuhku dalam ruang kosong tanpa gerak perlawannanku, izinkan aku mencium aroma mawar atau mungkin aroma cendana yang terbakar dari tungku dupa paling tidak izinkan aku mendengar suara kidung nyayian belalang memuja khaliqnya, aku ingin mengikuti gerak bibirnya hingga aktu tertidur dan terjaga di pangkuanmu bu,
aku sungguh takut dengan kata sepi, sementara hari hanya bisa menulis sepi............,

20. february 2008, jepara
pincuksullay

Dr. Utami Terimaksih telah menemaniku membunuh waktu,